Pada masa kekuasaan Edward selama 20 tahun tidak mengalami banyak kemajuan dalam bidang kesusastraan. Kemunduran dimulai sejak penyerbuan orang-orang Skandinavia. Peninggalan satu-satunya adalah pembangunan gereja-gereja, antara lain gereja besar Westminter Abbey. Karena Edward tidak mempunyai keturunan untuk menggantinya maka pemilihan raja ditentukan oleh suatu dewan yang disebut Witan. Kemudian dewan tersebut memilih Harold, putra Godwin, Earl of Wessex sebagai pengganti Edward. Keputusan ini ditentang oleh Harald Hardrada, raja Norwegia, dan William, Duke of Normandy, yang masing-masing masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan Edward the Confessor, dan karenanya merasa berhak juga atas tahta Inggris.
Kemudian pada akhir bulan September 1066 pasukan raja Norwegia menyerbu Inggris melalui pantai utara, namun dapat dipukul mundur oleh pasukan Harold. Beberapa minggu setelah pertempuran dan dalam keadaan masih lemah, Inggris mendapat serbuan lagi dari bagian Selatan. Kali ini serbuan datang dari William, Duke of Normandy. Pertempuran ini berlangsung di daerah Hastings yang kemudian terkenal dengan nama the Battle of Hastings.
Pada pertempuran ini pasukan William, Duke of Normandy, berhasil mengalahkan Inggris dan Harold gugur dalam pertempuran. Berkat kemenangannya William dapat naik tahta di kerajaan Inggris dan sejak itu budaya Anglo-Saxon banyak dipengaruhi oleh budaya Normandia (daerah barat daya Perancis). Karena William dibesarkan dan lama tinggal di Normandia, maka sewaktu berkuasa di Inggris, dia merekrut banyak pejabat yang berasal dari orang-orang Normandia dan akibatnya kebudayaan Normandia banyak merasuk ke Inggris (kebudayaan Anglo-Saxon).
Karena kesenjangan sosial tersebut kaum bangsawan berbicara dalam bahasa Perancis Normandia dan kaum jelata dalam bahasa Inggris Anglo-Saxon.
Salah satu peninggalan William I yang cukup penting dalam system administrasi Negara adalah Domesday Survey yaitu system yang bertujuan untuk mengetahui fakta – fakta rinci mengenai seluruh kekayaan yang ada di Inggris untuk menentukan jumlah pemungutan pajak (1086)
Sepeninggal William the Conqueror, William Rufus (1087 – 1100), putra sulung, naik tahta yang kemudian diganti oleh Henry I (1100 – 1135), adik kandung William Rufus.
Seiring pergantian tahta raja – raja di Inggris, terjadi peristiwa – peristiwa penting yang mempengaruhi perkembangan masyarakat maupun budaya Inggris pada abad ini, yaitu Perang Salib (The Crusades), Lahirnya Konstitusi Inggris (Magna Carta), Parlemen (Parliement), Perang Seratus Tahun, dan lain – lain.
Tokoh Perang Salib dari Inggris adalah Raja Richard I atau Richard the Lion Hearted (1189 – 1199), putra Henry II. Masa hidupnya banyak dihabiskan untuk berperang dan masalah urusan pemerintahan diserahkan kepada adiknya John dan dewan penasehat. Richard I terkenal sebagai jenderal perang yang tangguh. Pada masa pemerintahan raja John (1199 – 1216) lahirlah Magna Charta (Piagam Agung) yang berisikan kewajiban – kewajiban dan hak – hak feudal yang harus ditaati semua pihak, termasuk raja. Magna Carta kemudian menjadi pedoman pokok bangsa Inggris dalam mempertahankan hak – hak serta kebebasannya terhadap kesewenang – wenangan para penguasa, dan menjadi dasar bagi pemerintah monarki konstitusional.
Peristiwa lain yang cukup berperan dalam perkembangan masyarakat abad ini adalah Perang Seratus Tahun (1338 – 1457). Perang ini disebabkan oleh perselisihan politik yang panjang antara monarki Inggris dan monarki Perancis. Pada akhir perang, Perancis mencapai kemenangan dan Inggris kehilangan semua wilayahnya di Perancis kecuali Calais. Meskipun Inggris tidak memenangkan perang, namun perang tersebut mempunyai akibat yang positif bagi bangsa Inggris sendiri. Inggris dapat lebih terpusat dalam mengurusi masalah – masalah dalam negeri, penggunaan bahasa Inggris juga lebih meningkat. Akibat perang seratus tahun kesadaran nasional meningkat dan bahasa Inggris kembali pulih menjadi bahasa satu – satunya di seluruh negeri dan di segala lapisan masyarakat. Penyair – penyair besar abad ke-14 seperti Geofrey Chaucer dan William Langland memberikan andil besar dalam meningkatkan martabat bahasa Inggris.
CIRI – CIRI SASTRA, PARA PENGARANG, DAN KARYA SASTRA INGGRIS PERIODE ABAD PERTENGAHAN
Inggris periode pertengahan banyak dipengaruhi oleh budaya Perancis sejak William the Conqueror, Duke of Normandy, berkuasa di Inggris. Budaya perancis juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan kesusastraan dan bahasa Inggris. Karya sastra Inggris awal abad pertengahan disebut juga kesusastraan Anglo-Norman, dan dimulai ketika William the Conqueror menaklukkan Inggris pada Tahun 1066.
Bahasa Perancis menjadi bahasa kaum kelas atas dan juga bahasa resmi dalam pemerintahan. Jenis karya sastra yang terkenal adalah “romance”. Ciri – ciri karya sastra Perancis dan Anglo-Norman antara lain bentuk sajaknya beraneka ragam, gaya ungkapan bahasanya terang dan sederhana, selalu bernuansa cerah. Ciri – ciri ini tidak terdapat pada kesusastraan Inggris kuno yang selalu bernuansa muram, mempunyai gaya bahasa berat dan rumit. Sifat – sifat Perancis tersebut diatas dapat dilihat pada karya – karya Inggris abad pertengahan, terutama karya – karya Geofrey Chaucer. Kesusastraan akhir abad pertengahan dapat dikatakan milik Chaucer atau disebut the Age of Chaucer. Karya - karya Sastra Inggris abad pertengahan dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu puisi, prosa, dan drama.
PUISI
Karya puisi periode pertengahan sebagian besar terdiri dari metrical romances, atau kisah – kisah romantis yang ditulis dalam bentuk sajak tentang pahlawan – pahlawan Perancis (Roland), Pahlawan – pahlawan Kelt (Arthur), dan Pahlawan – pahlawan Inggris (Bevis o Hampton). Metrical Romance adalah sebuah sajak naratif panjang tentang cinta dan petualangan. Yang menjadi tokoh utama (hero) biasanya seorang ksatria (knight) yang menyelamatkan wanita – wanita yang mengalami kesulitan. Dalam petualangannnya, sang tokoh (knight) bertempur melawan raksasa, ular naga, tukang sihir, dan, lain – lain. Musuh – musuhnya yang haris ditaklukkan dapat juga penguasa Gereja atau Negara.
-Metrical Romance terbagi tiga jenis berdasarkan materi atau pokok masalahnya :
-Materi Perancis meliputi cerita – cerita tentang Charlemagne dan ksatria – ksatrianya (Paladins), seperti “the Chanson de Roland”.
-Materi Inggris meliputi cerita – cerita legenda “King Arthur”, dan “the Knights of the Round Table”, dan Sir Gawain and the Green Knight.
-Materi Roma meliputi cerita – cerita tentang dari Timur, seperti Alexander the Great, the siege of Troy, dan Floris and the Blanche Fleur.
-Metrical Romance yang berkisah tentang petualangan para raja, ksatria, wanita cantik hanya disajikan untuk kelas atas (kaum bangsawan). Namun terdapat juga juru dongeng kisah – kisah perjalanan (minstrel), yang membuat balada untuk kelas bawah.
Balada termasuk jenis sajak naratif sederhana dalam bentuk stanza – stanza pendek yang terdiri dari dua atau empat baris. Ada dua jenis balada : pertama, popular of folk ballads, yang pengarangnya dan asal usulnya tidak diketahui, dan disebarkan secara lisan dari generasi ke generasi; kedua, literary ballads yang ditulis oleh penulis terkenal seperti Keats, Tennyson (abad ke-19). Balada Inggris paling terkenal adalah Robin Hood. Balada memberikan gambaran tentang perasaan dan pikiran, kehidaupan, dan penderitaan orang kecil. Ciri – ciri umum balada adalah adanya kecepatan dan pemadatan, perpindahan adegan bergerak cepat, dan detail – detail visual sangat menonjol. Judul – judul balada yang cukup terkenal antara lain : Sir Patrick Spence, Lord Randal, Edward,Edward, The threee Ravens, The Douglas Tragedy, dan lain – lain.
Penyair terbesar abad pertengahan adalah Geofrey Chaucer (1340 – 1400) dan dapat dikatakan akhir abad pertengahan adalah milik Chaucer atau sering disebut The Age of Chaucer. Chaucer tergolong orang yang serba bisa; ia seorang penguasaha, pejabat pemerintah, perantau, prajurit, ilmuwan, penyair dan lain – lain. Pengaruhnya juga begitu kuat terhadap penyair – penyair abad mendatang seperti Edmund Spencer pada abad ke-16.
Karya terbesar Chaucer adalah Canterbury Tales, suatu kumpulan 70 sajak naratif, dengan panjang baris dan pokok masalah yang beraneka ragam. Canterbury Tales memberikan gambaran realistic tentang kehidupan orang – orang Inggris. Kumpulan sajak ini kaya akan humor meskipun terdapat kritik yang ditujukan pada berbagai tokoh, khususnya para pendeta yang melalaikan tugas – tugasnya dan yang masih mementingkan kesenangan duniawi.
Canterbury Tales ini adalah kumpulan dongeng dari sekitar 30 orang dengan berbagai profesi yang melakukan ziarah dari London ke the Sherine of St. Thomas Becket di Canterbury. Profesi mereka antara lain : the knight (ksatria), the squire (tuan tanah), the yeoman (perwira rendahan), the prioress (kepala biara wanita), the nun (biarawati), the priest (pendeta), the monk (biarawan), the merchant (saudagar), the Oxford clerk (juru tulis), the man of law (ahli hokum), the carpenter (tukang kayu), the miller (tukang giling), the shipman (pelaut), the wife of Bath (isteri), the ploughman (petani).
Dongeng – dongeng itu antara lain : The Knight’s Tale, The Nun’s tale, dan The Miller’s tale.
Terjemahan:
Karier Chaucer sebagai penyair dapat dibagi menjadi tiga periode :
- Periode pertama (1359 – 1372)
Dalam periode ini Chaucer banyak dipengaruhi oleh budaya Perancis. Sebagai seorang pemuda, Chaucer bekerja sebagai pengawal raja dan mengikuti banyak ekspedisi dalam perang Seratus Tahun di Perancis. Di Perancis ia mempelajari adat istiadat dan kesusastraan Perancis. Ketika kembali ke Inggris, ia menerjemahkan karya – karya sastra Perancis, antara lain the Romaunt of the Rose.
- Periode Kedua (1392 – 1386)
Dalam periode ini Chaucer dipengaruhi oleh budaya Italia. Chaucer sebagai utusan Raja sering mengunjungi Italia dalam rangka misi diplomasi. Di Negara ini ia belajar seni, budaya, dan sastra Italia. Ia menulis Troilus dan Criseyde, The House of Fame, dan The Legend of Good Women.
- Periode Ketiga (1386 – 1400)
Periode ini dapat disebut periode Inggris, dimana Chaucer sudah berhasil membebaskan diri dari pengaruh – pengaruh asing dan menghasilkan karya – karya asli Inggris baik dalam bentuk maupun gaya. Periode ini merupakan periode kedewasaannya (maturity) dan karya besarnya adalah Canterbury Tales.
Salah satu sumbangan Chaucer terhadap perkembangan sastra Inggris adalah penggunaan matra – matra tertentu :
- the iambic pentameter yang digunakan dalam couplet yang berirama (heroic couplets)
- the rhyme royal, atau stanza 7 baris, juga dengan heroic couplet
- the octosyllabic couplet (baris 7 suku kata dengan 4 tekanan)
penyair besar lainnya yang berjasa dalam perkembangan sastra Inggris adalah William langland. Ia banyak memberikan khotbah tentang kualitas manusia dan martabat kerja dan menulis sajak berjudul Piers Plowman.
PROSA
Salah satu contoh prosa Inggris periode pertengahan adalah John Wyclif. Ia seorang guru besar Universitas Oxford dan seorang tokoh gereja.dalam bidang kesusastraan, Wycliff dikenal sebagai penerjemah kitab suci. Karya terjemahannya disebarkan ke seluruh Inggris dan sangat berjasa dalam membentuk bahasa Inggris standar untuk mengganti macam – macam dialek.
Karya prosa lainnya adalah the Historia Regum Britanniae karangan Geofrey Monmouth (1100 – 1154) buku yang berisikan tentang sejarah raja – raja Inggris. Dialah yang menciptakan King Arthur sebagai pahlawan romantic. Para penulis Norman – Perancis menganggap karya Geofrey sebagai dokumen sejarah yang otentik, dan menggunakannya sebagai bahan dasar cerita – cerita tentang King Arthur dan para ksatrianya.
DRAMA
Drama semula tumbuh di dalam gereja sebagai medium rokhaniwan untuk menjelaskan khotbah – khotbah mereka. Karena khotbah – khotbah yang berupa pertunjukan diberikan dalam bahasa latin yang tidak dipahami oleh sebagian besar umat, khotbah – khotbah itu berangsur – angsur diganti dengan bahasa Inggris. Lakon – lakon drama diambilkan dari kitab suci. Misalnya pada hari Natal dipertunjukkan lakon Kristus, sedangkan pada hari Paskah disajikan cerita penyaliban dan kebangkitan kembali Kristus. Pada zaman Pertengahan (abad ke-13) terdapat dua macam drama, yaitu Miracles yang melakonkan kehidupan orang – orang suci, dan Mysteries yang mengambil tema – tema dari Kitab Injil.
DAFTAR PUSTAKA
1. Universitas Terbuka. Suharno, (2007). Introduction to English Literature.
2. www.wikipedia.com
3 comments:
makasih banyakkk atas tulisannya
Thanks ya tulisannya, ngebantu banget ^^
makasi infonya.. lengkap banget :D
Post a Comment